Kenangan
manis di masa lalu tentu tak akan pernah terlupa. Meski tak ada lembaran foto
ataupun tulisan di catatan harian sebagai bukti adanya sebuah kenangan, namun
otak kita yang (seharusnya) melebihi kerja komputer dan menyimpan memori banyak
ini mampu mengingat hal-hal yang menjadi kenangan kita itu. Walau tak jarang
kenangan yang teringat bukan hanya yang indah saja, tapi juga yang buruk.
Bila
kita tengok diri kita hari ini, lalu membandingkan hari kemarin dan ternyata
hari kemarin itu lebih baik daripada hari ini, ingin rasanya untuk numpang ke
lorong masa depannya doraemon agar dapat kembali mencicipi atau menikmati
indahnya masan lalu yang (ternyata) lebih baik.
Kemudian
tak jarang juga kita terlewat pusing memikirkan hari esok hingga apa yang ada di
depan mata kita pada hari ini terbengkalai. Mau terus kuliah dimana? Nanti
kalau sudah besar enaknya kerja apa? Nanti kalau sudah menikah bagaimana? Bisa
apa tidak nanti mengurus anak? Padahal kita yang hari ini sedang ditunggu oleh
hal-hal yang sebenarnya sudah siap untuk dikerjakan.
Memang benar, bahwa orang yang hari kemarin
itu lebih baik daripada hari ini termasuk orang yang merugi. Kalimat tersebut
ditunjukkan untuk memotivasi kita agar selalu berusaha yang lebih baik lagi
setiap harinya. Namun bila kenyataan berkehendak lain, mau apa kita? Kembali ke
masa lalu kemudian memperbaikinya? Atau mengingat-ingat masa lalu untuk
membahagiakan diri bahwasanya kita juga pernah memiliki hal baik (dulu). Nasi
telah menjadi bubur, namun seorang teman pernah menambahkan, maka kita buat
bubur tersebut menjadi enak. Diberi ayam, beberapa bumbu agar tak hambar, atau
aneka tambahan lain agar membuat nasi yang telah menjadi bubur itu dapat enak
dinikmati. Untuk itu kita tak perlu menyesal terlalu lama akan buruknya hari
ini. Bangkit dan berusaha untuk lebih baik lagi.
Sama halnya yang terlalu ingin baik di masa
depan dengan mengabaikan apa yang ada hari ini. Karena terlalu berat setelah
difikirkan terlalu jauh, kita menjadi takut untuk mengerjakan apa yang ada di
depan mata kita kini. Misalkan saja, ada orang yang sudah memikirkan susahnya
melahirkan. Saat hamil yang akan membuat seorang perempuan menjadi gemuk, sakit
tak tertahankan, hingga prosesi melahirkan. Belum lagi banyak kejadian seorang
ibu yang meninggal saat melahirkan. Padahal perempuan itu masih belasan tahun.
Setelah berfikir (kelewat) jauh, perempuan itu menjadi parno melihat ibu hamil,
alih-alih akan takut melahirkan dan tak mau menikah. *horor
Kawan... hari ini adalah sebuah kehidupan yang
nyata. Bukan tentang hari kemarin, bukan juga tentang hari esok. Hari kemarin
hanya cukup untuk dikenang saja, bukan untuk diingat-ingat. Hari esok adalah
sebuah harapan, tetapi yang paling jelas adalah apa yang ada di depan mata.
Yaitu hari ini. Yang akan mengubah hari esok dan memperbaiki hari kemarin.